Tuesday, April 29, 2008

DIA

Tuhan,
mengapa dia selalu merasa sakit dengan hal-hal yang menjadi bagian dari hidupnya ? Saya tidak ingin menyalahkanMu, Tuhan...Saya hanya bertanya. Sekuat itukah dia, Tuhan, sehingga Engkau tidak berhenti memberi dia kesakitan-kesakitan ini? Jika benar, dia sekuat itu dimataMu, Tuhan, berikan mata dengan cara pandang yang sama kepada hidup ini. Biarkan pagi memberinya sinar matahari yang menyengat, yang dapat menutupi sudut matanya akan dosa-dosa kemarin. Berikan juga rombongan manusia datang kepadanya untuk bersinggah di teras suka citanya, untuk dapat menikmati bersama santapan hati dengan menggerogoti bagian tubuhnya. Jangan biarkan mata angin berubah arah tanpa melibatkan kepeduliannya akan sangkar-sangkar yang membatasi rasa iri. Datangkanlah angin badai dan lingkaran api mengiringi langkah-langkah panjang itu agar dia bisa lebih cepat tiba didermaga. Berikan waktu yang sempit padanya sehingga dia mampu berpikir lebih cepat. Dan terakhir, berikan dia malam yang terjaga agar tidurnya tak lagi ada.
Bunuhlah dia perlahan, agar dia lebih menyadari bahwa Engkau sangat menyayanginya, dengan memberinya himpitan logika agar dia cepat tiba pada maksud-Mu.

Tuhan,
sebelum Kau minta,
saya sudah mencintai dia...............

0 Comments:

Post a Comment

<< Home