April ini...
April dulu, tanggal satu.
Itu sudah lama sekali. Bukan nyaris, saya memang tidak pernah ingat saat kamu pertama melihat dunia. Juga saat kamu menatap mata saya pertama kali. Pasti indah rasanya kalau saya bisa mengingat itu. Mata bening kamu, dengan bulu mata yang lentik, bola mata yang hitam legam...yang bisa menggambarkan betapa kamu sangat pintar, cerdas, dan teduh sekali. Pasti sangat bahagia, kalau waktu pertama kamu sebut namaku, aku bisa ingat. Langkah pertamamu, makanan padat pertamamu, dan kenakalan pertamamu...aku tidak ingat!
Dulu itu, aku hanya bisa mengingat, aku jahat sama kamu. Kamu aku cubit, aku dorong, mainanmu aku rebut dengan paksa, kamu aku gigit,...kamu lompat dari lemari, lalu aku tarik alas tempat kamu terjatuh, hingga kamu benar-benar terjatuh, sampai keningmu benjol...Kamu aku paksa gendong dari kamar mandi, padahal aku yakin juga waktu itu, aku tidak sekuat yang aku umbar ke kamu. Jatuh lagi. Kening kamu benjol lagi...Aku marah saat Papi Mami tersayang kita selalu two steps behind you. Aku sedih, aku bukan anak Papi Mami...aku tidur di garasi, sambil bawa2 bantal dan selimut. Tapi waktu itu, kamu baik sekali. Kamu ajak aku main lagi, tanpa dendam, tanpa sandiwara yang berniat membalas kenakalanku ke kamu. Aduh, kamu memang baik sekali...!
Di sekolah, aku bangga menyebut nama kamu. Karena kamu pintar. Rangking kelas kamu selalu nomor 1. Suara kamu bagus. Nyanyian kamu menenangkan. Teman-teman sekelasku juga bilang begitu...Apalagi waktu kamu nyanyi "RURI ADALAH ABANGKU"...pernah kamu ganti namanya dengan namaku..."ENON ADALAH KAKAKKU"...kamu tidak tahu kan, aku pernah menangis karena itu. Kenapa kamu sayang sekali sama aku, kamu ekspresif sekali dalam membanggakan aku, memujaku sebagai role model yang paten untuk kamu. Tapi aku kok jahat banget ya, sama kamu...?
Tiba-tiba kita merasakan saat remaja yang tulalit. Tanpa Papi ya, kita....! Tapi aneh ya, kamu bisa bikin aku kuat. Kamu tenang. Bijak. Dewasa. Sementara aku petakilan. Rusuh. Kekanak-kanakan. Kamu hebat. Kamu pintar. Cerdas. Matang. Baik. Kita tumbuh sama-sama. Hampir jadi kembar siam kita. Satu sedih, yang lain ikutan nangis. Satu senang, yang lain malah merayakan di tempat lain. Satu jatuh cinta, yang lain ikut-ikutan dandan setiap hari. Yang satu patah hati, yang lain pengen nonjok laki-laki yang sudah membuat yang satu patah hati.
Sampai kita harus terpisah jarak dan waktu. Semakin jauh seperti ini, aku semakin menyadari bahwa kamu seperti malaikat. Kamu bisa mewakili hangatnya dunia...kamu bisa menjadi burung yang bernyanyi merdu saat pagi tiba...kamu seperti batu karang yang tahan tempaan ombak di lautan...kamu bisa menjadi pohon yang meneduhkan perjalanan dibawah terik matahari....dan kamu tahu tidak ? Kamu bisa membuat aku rindu setengah mati sama kamu!
Aku rindu nakalin kamu. Aku rindu peluk kamu jika saat tidur malam tiba. Aku rindu ngobrol tentang laki-laki sama kamu. Aku rindu mendengar kamu bercerita tentang ribuan kilo perjalanan hidup Mami dan Papi yang menginspirasi kehidupanmu. Aku rindu jalan-jalan sama kamu. Aku rindu bilang ini sama kamu : "SELAMAT ULANG TAHUN, KOK"....
Untung ada April ini. Tanggal satu.
Itu hari ini, Kok......!
Aku yakin kamu pasti "cireumbay" waktu kamu membaca tulisan murahan dan kepanjangan ini, sama seperti aku waktu aku menulisnya sambil membisu di depan monitor kantorku. Semua aku cuekin. Aku gak mau kehilangan moment ini. Memberimu tulisan panjang, tapi bisa bikin kamu nangis sepanjang hari ini... janji ya Kok...nangis sampe tengah malem nanti...:)
Kok, "TEH" Enon sayang banget sama Ikok ya...!
Sehat. Sholeha. Kaya. Cantik. Baik. Seperti biasanya...........................................!!!
I LOVE YOU !!!